Dua Hari di Ibukota Belgia (3)

(Sambungan dari sini)

Kami putuskan berjalan ke arah Avenue de Stalingrad sambil melewati atraksi-atraksi turis utama di Brussels. Dari Place de Brouckere, kami berjalan melewati Place de la Bourse. Memotret sekilas isi Museum Brussel, mamperhatikan orang-orang yang sedang makan atau minum di kafe-kafe. Lewat toko-toko di deretan gedung unik khas Belgia. Banyak sekali toko coklat dan praline di daerah sini. Bau harum coklat tak jarang membuat kami ingin mampir. Walau hal tersebut tak kami lakukan. Kami hanya membeli dua macam cinderamata di satu toko souvenir.

Kami perhatikan, selain banyak dilewati turis atau penduduk setempat, di tempat ini juga banyak terlihat pengemis. Sebagian besar kami lihat adalah wanita-wanita berkerudung. Sebagian membawa bayi. Tak tega kami melihat anak-anak sekecil itu sudah dibawa mengemis.

grote-markt-brussels

Grote Markt/Grand Place di jantung kota Brussels adalah satu satu tempat terindah yang pernah kami lihat. Tak kalah indah dengan bundaran kota tua Praha di Republik Ceko. Banyak yang bilang bahwa, dibanding ibukota Eropa lainnya, Brussels masuk dalam kategori biasa saja. Makanya kami tak mengira bakal disuguhi pemandangan seindah ini. Dan sejak tahun 1998, tempat ini masuk dalam daftar cagar budaya Unesco.

Grote Markt telah menjadi pusat Brussels sejak abad kesebelas masehi. Di tahun 1695, tempat ini pernah dihancurkan oleh pasukan Perancis. Namun segera dibangun kembali setelahnya. Dari sini konstruksinya menjadi lebih bergaya baroque. Bagian depan balai kota berbentuk ukiran. Di tengahnya berdiri menara tinggi. Warna keemasan mendominasi beberapa bagian gedung. Kesannya jadi makin megah. Sebagian gedung sekarang ini berfungsi sebagai kafe atau hotel.

Bapak memotret dari segala sudut. Emak merekam sebagian suasana di sini. Tak jauh dari sini, berjalan ke arah katedral, kami jumpai toko Tintin. Penjual berbagai pernak-pernik tokoh komik terkenal ini. Kami tak masuk, hanya berfoto di depannya.

Dari sini kami teruskan perjalanan ke arah Mannekin Pis, patung bocah sedang kencing. Patung kecil ini sangat terkenal diantara turis. Sebab menurut kami tak terlalu menarik, setelah mengambil satu dua foto, kami berlalu pergi. Sehingga tak lama kemudian kami sudah sampai di Avenue de Stalingrad dan duduk di dalam restauran Thai-Vietnam halal.

Sebelum kembali ke hotel, kami sempatkan mengunjungi Parc du Cinquantenaire and mesjid tertua di Brussels.

(Bersambung)

2 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: