Tak ada niatan keluarga pelancong berkunjung ke Malaysia saat mudik tahun 2009 ini. Pendeknya waktu mudik, membuat kami memilih untuk berada lebih lama bersama keluarga besar. Namun ketika mengecek harga tiket menemukan bahwa harga tiket Pekanbaru – Surabaya via Kualalumpur jauh lebih murah dibanding lewat Jakarta, maka, kesempatan untuk mengunjungi negeri ini tak kami sia-siakan. Semalam saja. Sebagai syarat agar bisa berkelana sebentar di ibukota negeri jiran. Berfoto sebentar sebagai kenang-kenangan.
Malaysia adalah negeri di Asia pertama yang dikunjungi keluarga kami. Kebetulan keluarga kenalan tinggal disana. Membuat perjalanan singkat ini sebagai penyambung silaturahmi. Alhamdulillah keluarga pelancong bisa menikmati keramahtamahan mereka.
Perjalanan Pekanbaru Kuala Lumpur kami lalui empat puluh menitan saja. Pesawat tumpangan mendarat di bandara besar, yang sebagian besar dihuni maskapai penerbangan milik Malaysia, yani AirAsia dan Malaysia Airlines. Kemudian kami ketahui bahwa bandara ini mereka sebut sebagai LCCT alias Low Cost Carrier Terminal. Meski diperuntukkan khusus untuk maskapai penerbangan murah, bandara ini terlihat sangat modern dan bersih. Akibat wabah flu babi, setiap penumpang diwajibkan mengisi formulir, untuk mengecek kalau-kalau seseorang terjangkit penyakit ini. Serta melewati detektor pengukur suhu tubuh sebelum mengantri di bagian imigrasi. Meski antrian panjang, tak perlu kami lama berdiri. Sepuluh lebih loket buka untuk melayani warga non-Malaysia.
Emak mengirim pesan pendek ke teman. Yang kemudian memberi informasi mengenai jenis kendaraan yang mesti kami naiki. Dari KLIA naik saja kereta ekspress ke stasiun pusat atau Central. Demikian bunyi sms balasan dari beliau.
Baru setelah mondar mandir agak lama di bandara, kami baru tersadar, bahwa kami berada di LCCT, bukan KLIA. Yang artinya hanya bisa ditempuh dengan bus menuju Central. Lemas, kami putuskan mengisi perut dulu di sebuah pujasera 24 jam di kompleks LCCT.
Kami semua tertidur hampir disepanjang perjalanan antara LCCT – stasiun Centraal. Hampir sejam ternyata jauhnya. Dari sana, baru lanjut dengan taksi menuju kompleks Universitas Islam Antarbangsa di Gombak. Siang itu antrian penumpang panjang sekali. Kami harus menunggu lama setelah membeli tiket taksi.
Kompleks Universitas Islam Antarbangsa terlihat sangat luas. Emak menelpon memberitahukan kedatangan kepada sang teman.
Keluarga teman kami tinggal di perumahan dosen dan karyawan Universitas Islam Antarbangsa di Gombak. Daerah asri dikelilingi pepohonan. Terkadang muncul monyet dari sana, menurut sang tuan rumah.
Malamnya, kami diajak bermobil menuju pusat kota. Ke daerah Petronas dan sekitarnya. Ada taman bermain anak-anak luas di dalam taman yang juga sangat luas di tengah Kuala Lumpur. Anak-anak tak mau menyiakan kesempatan untuk bermain. Walau hari sudah mulai sepi menjelang pukul sembilan malam. Ada pemandian anak-anak ynag sudah tutup. Menurut bapak tuan rumah, di siang hari, banyak sekali anak-anak dan orang tua bertandang kemari. Kami mengambil banyak foto berlatar belakang menara Petronas. Puas bermain, kami menyaksikan atraksi air muncrat di depan sebuah plaza besar. Indah sekali.
Besoknya, sebelum kembali ke LCCT untuk lepas landas dengan pesawat menuju Surabaya, bapak tuan rumah masih mengajak kami ke almamater beliau, sebuah universitas mengenai studi Islam. Suatu bangunan cantik lebih mirip sebuah istana dibanding sebuah gedung universitas. Sehari semalam di Kuala Lumpur, Malaysia terasa singkat. Insyaallah kami ingin kemari lagi di kemudian hari.
macem judul lagu aje sobt…….
kan biar eye catching… hehe…
WOWWWWW…..kereeennn kapan nich gw di ajak keluarga pelancong he he he he he……….sukses selalu bozz.
trims…
Kenapa ndak dari KL ke Bdg wae ? hehehe
lha, luwih adoh dong soko njember…:)
Salam keluarga pelancong,
terima kasih kerana melawat blog Tangisan Bulan Madu dan mengunjungi Kuala Lumpur.
terima kasih pula telah mmapir ke blog keluargapelancong…. salam perkenalan dari kami…
[…] Video malam hari di sekitar menara kembar Petronas, Kuala Lumpur. […]
[…] menyempatkan diri mengunjungi Malaysia lewat bandara kota Pekanbaru. Karena tinggal di luar negeri, kami juga menikmati fasilitas bebas […]
[…] kunjungan terbatas di dalam Eropa (kecuali dua hari semalam di ibu kota Malaysia), tentu saja di Maroko kami disuguhi pemandangan berbeda. Sebagian mengingatkan akan tanah air. […]